Tujuan dari postingan dengan judul “Pancasila Jangan Hanya Jadi Pajangan” di daulat.co

Membangun Kecintaan Generasi Milenial terhadap Pancasila di Era Globalisasi

Berdasarkan informasi yang diberikan dari artikel “Pancasila Jangan Hanya Jadi Pajangan” di daulat.co, terlihat bahwa tujuan dari postingan tersebut adalah untuk menyoroti pentingnya memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah tantangan globalisasi dan dampak perubahan zaman, terutama terhadap generasi muda.

https://daulat.co/pancasila-jangan-hanya-jadi-pajangan/

Dalam era globalisasi yang melibatkan pertukaran budaya secara luas dan pesat, serta pengaruh teknologi informasi yang menghubungkan seluruh dunia, tantangan untuk mempertahankan identitas bangsa dan nilai-nilai ke-Indonesiaan, khususnya Pancasila, menjadi semakin mendesak. Artikel “Pancasila Jangan Hanya Jadi Pajangan” di daulat.co mengangkat isu ini dengan menyajikan beberapa tujuan yang krusial untuk dilewati dalam menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi.

Salah satu tujuan utama adalah melibatkan generasi muda secara aktif dalam memahami dan menerapkan Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi negara. Artikel tersebut menyoroti potensi terpengaruhnya generasi muda oleh budaya luar yang dapat menggerus jati diri mereka sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, rendahnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas nasional.

Sejalan dengan itu, artikel menyoroti pentingnya menghadapi perubahan dan kemajuan zaman dengan memperkuat dan menyaring pengaruh budaya, ajaran, serta ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya tantangan politik identitas, terutama dalam konteks pemilihan umum, penulis menegaskan bahwa seluruh warga negara perlu menjaga keharmonisan dan persatuan nasional, serta menghindari kampanye politik identitas.

Pancasila diangkat sebagai dasar falsafah, pandangan hidup, dan ideologi negara/bangsa yang memiliki makna mendalam sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menjadikan Pancasila sebagai “filter” yang efektif terhadap pengaruh perubahan dan kemajuan zaman, tanpa kehilangan identitas bangsa.

Berbagai langkah diusulkan untuk membumikan Pancasila dalam praktik sehari-hari. Salah satunya adalah memberikan makna verbal dan virtual yang mudah dipahami namun tetap menyeluruh terhadap Lima Sila Pancasila. Selanjutnya, pemaknaan tersebut perlu diedukasikan dan disosialisasikan secara masif ke seluruh lapisan masyarakat melalui berbagai media. Proses pemasyarakat Pancasila juga diusulkan untuk dilakukan dengan pendekatan dialogis dan interaktif, menghindari metode doktriner atau dogmatis.

Tujuan Postingan: “Pancasila Jangan Hanya Jadi Pajangan”

Dalam era globalisasi seperti saat ini, di mana pertukaran budaya melintasi batas negara dan teknologi informasi memainkan peran besar, generasi muda Indonesia menghadapi tantangan untuk tetap mempertahankan jati diri dan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral negara. Artikel “Pancasila Jangan Hanya Jadi Pajangan” di daulat.co menggarisbawahi beberapa tujuan yang perlu dikejar untuk menjaga keutuhan nasional dan memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.

  1. Menghadapi Pengaruh Budaya Global: Artikel menyoroti risiko generasi muda terpengaruh oleh budaya luar yang dapat mengikis identitas nasional. Tujuannya adalah untuk mencegah pengaruh negatif ini dan memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum utama.

  2. Meningkatkan Nasionalisme: Dengan nasionalisme yang rendah di kalangan generasi muda, artikel menggarisbawahi perlunya upaya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air. Hal ini dianggap penting untuk mencegah ideologi lain yang dapat mengancam stabilitas nasional.

  3. Menghadapi Politik Identitas: Artikel menyampaikan keprihatinan terhadap politik identitas yang mungkin memanfaatkan perbedaan individu untuk menciptakan ketegangan sosial. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang politik identitas dan mencegahnya menjadi alat untuk merongrong stabilitas nasional.

  4. Menghadapi Tantangan Pemilu:

    Artikel menegaskan bahwa menjelang pemilihan umum, warga negara perlu berperan aktif untuk mensukseskan proses tersebut

  5. Menyikapi Pemilihan Umum: Dalam menjelang pemilihan umum lima tahunan, artikel menekankan peran aktif warga negara untuk menjaga keharmonisan dan persatuan nasional. Kampanye politik identitas dihindari untuk menjaga stabilitas sosial.

  6. Membangkitkan Kembali Makna Pancasila: Artikel menegaskan perlunya memberikan makna secara verbal dan visual pada Lima Sila Pancasila, tidak hanya melalui penyuluhan doktriner, tetapi juga dengan pendekatan dialogis dan interaktif. Hal ini diharapkan dapat membuat Pancasila menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

  7. Edukasi dan Sosialisasi Pancasila: Pemaknaan verbal dan visual Lima Sila Pancasila perlu diedukasikan dan disosialisasikan secara kontinyu dan masif kepada berbagai lapisan masyarakat melalui berbagai media, termasuk media cetak, elektronik, dan media sosial.

  8. Internalisasi Nilai Pancasila: Artikel menciptakan kesadaran akan perlunya internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam perilaku sehari-hari. Tujuannya adalah agar Pancasila tidak hanya menjadi “pajangan” atau retorika semata, melainkan terlihat dalam tindakan dan sikap masyarakat.

Dengan demikian, tulisan tersebut mendorong upaya konkret untuk membumikan Pancasila sebagai landasan moral, pandangan hidup, dan ideologi bangsa Indonesia agar tetap relevan dan kuat di tengah dinamika zaman.

Dengan langkah-langkah tersebut, tujuannya adalah membuat Pancasila tidak hanya menjadi “pajangan” atau sekadar lip service di mulut masyarakat, melainkan benar-benar terinternalisasi dalam perilaku dan sikap sehari-hari. Sebagai penutup, Agus Widjajanto, seorang praktisi hukum di Jakarta dan penulis politik, hukum, serta sosial budaya, menegaskan bahwa upaya ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi Pancasila dalam dinamika zaman yang terus berubah.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Company

From breathtaking landscapes to the smallest creatures, we celebrate the diversity and magnificence of our planet. Through our carefully curated content, we aim to educate.

Features

Most Recent Posts

  • All Post
  • Breaking News
  • Content Creation
  • Graphic Design
  • Isu-Isu Hukum
  • Kasus Hukum
  • Ketetapan Majelis MPR;
  • Original artikel
  • Peraturan Daerah
  • Peraturan KPK
  • Peraturan KPU
  • Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
  • Perdata
  • Pidana
  • SEO
  • Tata Negara
  • Uncategorized
  • UUD45
  • Web Design

Category

© 2018 Created with www.awlaw.co.id